Subscribe:

Pages

Jumat, 01 April 2016

The New Side of Kdrama


Sebagai seorang penikmat drama korea sejak sekitar tahun 2005, saya telah menonton berbagai tipe genre drama korea yang sepertinya tidak ada habis nya disuguhkan tema cerita yang beragam. Dalam beberapa tahun terakhir ini tepatnya sekitar akhir tahun 2013 saya melihat trend baru dalam drama korea.

Pada tahun 2005-09an saya masih ingat dengan boomingnya drama-drama bergenre romance comedy (kecuali drama kolosal seperti dae janggeum) dengan cerita utama nikah paksa atau kawin kontrak dengan tipe protagonis saling benci hingga tarik ulur cinta segitiga dan akhirnya sama-sama suka. Tokoh protagonis wanita yang ceria di awal cerita lalu mendadak menjadi karakter serius di akhir cerita, sedangkan tipikal protagonis pria yang cool, tampan, dan kaya yang menyukai wanita lain. Antagonis dengan karakter terlalu terobsesi pun sangat banyak disuguhkan di drama 2005-09an. Seperti Full House, Sassy Girl Chunhyang, Princess Hours, dan My Girl yang kepopulerannya pada saat itu membuka gerbang Hallyu wave di daerah China dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Sassy Girl Chun Hyang
Full House
Saya dulu pada saat itu terpesona dengan keapikan cerita serta visualisasi drama korea yang notabene jalan cerita sangat yang fresh dan jauh sekali dengan suguhan sinetron yang monoton dan cerita yang itu-itu saja apalagi dengan banyaknya plagiat sinetron dari drama korea yang unofficial. Ditambah dengan jumlah episode yang cukup sedikit (16-20 episode) membuat cerita fokus dengan permasalahan. Namun pada saat sekarang jika saya re-run lagi drama tsb cerita menjadi biasa dan klise. Karena dengan perkembangan jaman saya telah menemukan banyak ide-ide cerita dari scriptwriter yang lebih epic dan membuat kecanduan dengan plot yang disuguhkan.
My Girl

Princess Hours
Mulai  tahun 2010-an masih banyak drama korea dengan trend romance comedy namun ada tambahan genre fantasy. Jalan cerita seperti Secret Garden dan My Girlfriend is Gumiho sangat populer saat itu. Selain itu hadirnya drama dengan genre slice of life seperti God of Study dan Baker King, Kim Tak Goo membuat cerita kdrama semakin beragam dengan tidak menjadika romance menjadi tema utama. Drama God of Study yang ternyata sangat menyentuh dengan adegan muda-mudi belajar untuk masuk universitas membuat saya termotivasi yang ternyata drama tersebut adalah sebuat remake dari drama Jepang Dragon Zakura. Baker king, Kim Tak Goo yang merupakan drama diambil dari cerita asli kehidupan Kim Tak Goo yang berhasil populer di Korea dengan rating episode hampir 50% dan menyabet banyak penghargaan.
My Girlfriend is Gumiho
Secret Garden
God Of Study
Seperti yang saya sebutkan pada paragraf pertama, tahun 2013 menurut saya banyak sekali drama dengan storyline yang keren. Master sun yang bergenre horor, komedi, dan romance menyuguhkan jalan cerita yang cukup menarik dengan daya tarik utamanya adalah karakter unik dari setiap pemain utamanya. Drama populer The Heirs tentang rich man and poor woman yang dibintangi Lee Min Ho dan sejumlah bintang muda populer serta You Who Came From the Star ( romance, komedi, fantasy) pun sangat banyak menarik perhatian pemirsa korea dan Internasional hingga dapat dirasakan booming nya Kim Soo Hyun pada saat itu dan terkenalnya sticker line Song Yi hingga ost dramanya, namun sayang saya bukan salah satu penggila kedua drama tersebut karena menurut saya cerita yang mudah ditebak 
The Heirs
Yho Who Came From The Star
dan karakter sudah sangat umum. Jika pada saat itu orang-orang heboh dengan The Heirs dan YWCFS, saya menemukan beberapa masterpiece seperti Good Doctor, Reply 1997, dan Nine time Traveler. Ketiganya memang terdengar asing di penikmat drama di Indonesia atau internasional. Good Doctor yang bercerita tentang dokter autis berhasil menarik perhatian pemirsa korea yang hasilnya mereka mendapatkan berbagai macam penghargaan bergengsi dalam drama award. Reply 1997 yang bertema slice of life anak muda busan dan berlatar masa lalu dengan artis pemeran asli busan yang notabene bukan dari kalangan papan atas yang awal pengerjaannya tidak begitu disorot, namun setelah penayangan drama mini ini menjadi booming dan menjadi awal dari munculnya Reply series selanjutnya Reply 1994 dan Reply 1988 yang tidak kalah tenarnya.
Nine Time Traveller
Reply 1997
Selanjutnya, di tahun 2014 tidak banyak drama yang bisa saya ceritakan. Mungkin Misaeng yang tayang di tv kabel yang menurut saya drama terbaik tahun itu. Misaeng diambil dari cerita webtoon dengan genre slice of life yang menurut saya drama ini menunjukkan real life dari betapa ganasnya di dunia kerja. Begitu pula serial Pinnochio yang berfokus pada tema seorang broadcaster menghadapi berbagai masalah sosial hingga politik. Sepertinya tahun 2014 menjadi trend dari live action atau remake based off. Seperti Misaeng, Liar Game, Naeil Cantabile dan Fated to Love You
Misaeng
Liar Game
Dan akhirnya pada tahun 2015 dan 16, banyak kdrama yang muncul dengan mempergunakan kecanggihan teknologi dan masih dengan storyline yang ciamik. Tren karakter yang diambil dari drama saat ini memang umunya dari berbagai profesi. Masih teringat dengan betapa saya menunggu tiap minggu saat menonton Healer dan Kill Me Heal Me. Healer berhasil menarik perhatian saya karena karakter utama yang cool, meskipun cerita mirip dengan City Hunter namun Healer lebih baik dari segala aspek dari pemeran antagonis hingga karakter dari female lead yang pintar dan berani. Kill Me Heal Me yang masih lekat dengan betapa nyentriknya 7 karakter yang diperankan oleh seorang penderita multiple personal disorder Jisung dan plot yang tidak mudah ditebak menjadikan KMHM sangat digandrungi oleh pemirsa korea maupun penikmat kdrama internasional. 
Healer
Kill Me Heal Me
Saat ini saya melihat rumah produksi kdrama sudah tidak tanggung-tanggung mengeluarkan budget besar untuk menghasilkan drama dengan kualitas yang tidak kalah dengan film layar lebar. D-day yang merupakan drama bencana alam pertama di Korea menyuguhkan efek CG gempa di Seoul menjadi seperti real. Drama trending saat ini Descendant Of The Sun pun rela mengeluarkan dana yang tinggi demi mendapatkan setting drama yang memukau di daerah Yunani dan Taebaek, Korea. Dari segi proses pembuatan pun produser sekarang lebih memilih dibuat sebelum penayangan (pre-production). Setiap aspek dan detail dari proses suatu produksi drama sangat diperhatikan, tidak hanya melihat dari alur cerita saja, tidak hanya melihat dari akting dari pemerannya, namun bagaimana keunikan setiap karakter yang disuguhkan, setting tempat dan waktu dan yang terakhir adalah eksekusi yang tepat akan menarik perhatian pemirsa.
D-Day
Descendant Of The Sun
Dengan persaingan perebutan rating tv menuntut para scriptwriter dan produksi kdrama harus bisa memunculkan ide-ide cerita yang baru dan pembuatan drama yang berbeda. Tidak sedikit drama yang menyuguhkan tema romance-comedy atau mellow romance berakhir dengan rating yang tidak memuaskan dikarenakan cerita yang bisa ditebak dan diulang. Contohnya adalah drama BIG dan Love Rain
Cheese In The Trap
Semakin pintar penikmat drama akan semakin kritis dengan tayangan drama yang ada. Saat ini mereka tidak segan untuk mengkritisi scriptwriter dan produser di media online. Bahkan proses perekrutan artis untuk calon pemeran utama akan menjadi perbincangan hangat di media saat ini. Bagaimana drama tersebut sebelum diproduksi, penayangan, hingga akting dari pemeran drama selalu dipantau oleh netizen. Sepertinya hal tersebut menjadi trend baru di dunia digital saat ini dimana rating tv tidak menjadi satu-satunya tolak ukur dari bagus atau tidak nya drama tersebut namun dapat pula melihat feedback atau komentar dari penonton yang sangat mudah ditemukan pada berita dan forum online. Salah satu contoh nya adalah Cheese In The Trap 2015 yang awalnya mendapat respon positive hingga di tengan episode mendapat cacian bertubi-tubi dari netizen karena kesalahan eksekusi dari plot yang ada, entah itu ada hubungannya dari produser sendiri atau ada beberapa orang lain dibalik layar yang terlibat, yang jelas adanya drama dibalik drama ini paling kontroversial yang pernah saya lihat.

0 komentar:

Posting Komentar